Purposive Sampling: Tujuan, Manfaat, dan Kelebihannya dalam Penelitian

  • by Kemang house for rent
  • 3 days ago
  • Umum
  • 1

Purposive Sampling: Tujuan, Manfaat, dan Kelebihannya dalam PenelitianPurposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih partisipan atau unit sampel berdasarkan tujuan tertentu yang relevan. Sebelum masuk ke pambahasan inti ada baik nya kita mengentahui pengertian dari Purposive sampling.

Apa itu Purposive Sampling?

Dalam bidang penelitian penggunaan sampling menjadi suatu komponen paling krusial. Ada banyak sekali Teknik pengambilan sampel, salah satu Teknik yang paling banyak digunakan saat ini yaitu Purposive Sampling. Lalu Apa itu Purposive Sampling?

Purposive sampling adalah sebagai teknik pengambilan sampel di mana peneliti memilih partisipan atau unit sampel berdasarkan karakteristik atau kualitas tertentu yang relevan dengan suatu tujuan penelitian.

Teknik ini berbeda dengan metode pengambilan sampel acak, karena peneliti betul-betul memperhatikan bagaimana memilih sampel berdasarkan pengetahuan mendalam tentang populasi yang diteliti. Sehingga memastikan bahwa sampel memiliki wawasan yang signifikan dalam analisis kualitatif.

Tujuan dan Manfaat Purposive Sampling

Tujuan purposive sampling adalah untuk meningkatkan relevansi dan kebermaknaan data  yang didapat dari penelitian kualitatif. Dengan mengaplikasikan teknik ini, peneliti dapat memiliki atau memahami suatu sampel dengan lebih teliti sehingga  memberikan perspektif yang kaya dan bervariasi.

Sedangkan dari sisi manfaat, purposive sampling dapat membuat waktu penelitian menjadi lebih efisien karena hanya fokus pada partisipan yang paling relevan dan informatif. Sehingga penglolaan waktu dapat di fokus kan ke berbagai komponen lainnya.

Peran Purposive Sampling dalam Penelitian dan Analisis

Purposive sampling memiliki peran yang penting dalam proses penelitian dan analisis kualitatif. Dalam tahap perencanaan penelitian, pemilihan sampel secara purposive dapat membantu merumuskan pertanyaan penelitian yang lebih terfokus dan relevan dengan tujuan akhir penelitian.

Selanjutnya, dalam analisis data, sampel purposive memungkinkan peneliti untuk melakukan penggalian data secara seksama dan menyeluruh, karena masing-masing sampel dipilih berdasarkan karakteristik yang secara khusus berkontribusi terhadap pemahaman yang lebih baik terhadap fenomena yang diteliti.

Dengan demikian, purposive sampling bukan hanya sebuah metode pengambilan sampel, namun lebih dari itu  suatu pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk menggali makna secara mendalam dalam konteks penelitian kualitatif. Melalui pemilihan yang cermat terhadap partisipan atau unit sampel yang relevan, teknik ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya wawasan dan pemahaman tentang kompleksitas dari fenomena sosial, budaya, atau psikologis yang sedang diteliti.

Metode dan Teknik Purposive Sampling

Metode purposive Sampling dilakukan dengan pengambilan sampel di mana peneliti secara sengaja memilih individu dengan karakteristik atau pengalaman yang relevan dengan fokus penelitian. Rumus purposive sampling didasarkan pada tujuan penelitian dan pertimbangan peneliti terhadap kebutuhan akan informasi yang spesifik dan mendalam.

Pemilihan sampel yang tepat merupakan langkah krusial dalam aplikasi metode purposive sampling. Peneliti perlu memastikan bahwa sampel yang dipilih tidak hanya representatif, tetapi juga mampu memberikan informasi yang komprehensif terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang karakteristik populasi dan tujuan penelitian sangat diperlukan dalam proses ini.

Secara keseluruhan, metode atau Teknik purposive sampling menekankan pada keakuratan dan relevansi informasi yang diperoleh dari sampel terpilih. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat memastikan bahwa data yang dikumpulkan mendukung analisis yang mendalam dan interpretasi yang tepat terhadap fenomena yang sedang dipelajari.

Teknik Purposive sampling juga melibatkan proses pemilihan sampel yang tidak acak, tetapi dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Rumus purposive sampling tidaklah matematis, namun lebih merupakan panduan untuk memilih subjek yang paling representatif atau informatif bagi penelitian. Metode ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memaksimalkan relevansi data yang diperoleh.

Rumus dan Metode Purposive Sampling

Dalam purposive sampling, tidak ada rumus yang pasti untuk menentukan jumlah sampel. Namun, penggunaan rumus yang paling sering digunakan untuk Purposive Sampling ialah rumus Slovin yang berfungsi untuk memperkirakan jumlah sampel yang diperlukan. Rumus Slovin adalah sebagai berikut:

Rumus dan Metode Purposive Sampling

Keterangan:
•    n = Jumlah sampel
•    N = Jumlah populasi
•    e = Tingkat toleransi kesalahan (biasanya 10%)

Langkah-langkah Purposive Sampling

Langkah-langkah dalam melakukan purposive sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan tujuan penelitian. Langkah pertama ini sangat penting untuk memastikan bahwa proses purposive sampling sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
  2. Menentukan kriteria sampel. Dalam purposive sampling, kriteria sampel harus ditentukan dengan jelas agar hanya individu yang memenuhi syarat yang akan dipilih.
  3. Membuat daftar populasi. Langkah ini melibatkan pengumpulan data tentang populasi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
  4. Memilih sampel dari daftar populasi yang sesuai dengan kriteria. Proses pemilihan dilakukan secara hati-hati untuk memastikan purposive sampling menghasilkan sampel yang representatif.
  5. Memverifikasi sampel. Langkah terakhir adalah memeriksa kembali sampel yang telah dipilih untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam purposive sampling.

Contoh Penerapan Purposive Sampling

Berikut ini akan dibawhas mengenai purposive sampling contoh, antara lain:

Contoh penerapan purposive sampling adalah studi kualitatif tentang pengalaman mahasiswa dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19, peneliti dapat menggunakan Teknik pengumpulan sampel purposive sampling untuk memilih mahasiswa yang memiliki pengalaman beragam dan mendalam dalam adaptasi terhadap pembelajaran online. Dengan demikian, data yang diperoleh dari sampel tersebut diharapkan dapat mencerminkan variasi pengalaman dan perspektif yang relevan dengan topik penelitian.

Contoh lain penerapan purposive sampling  dalam penelitian nyata:

Sebagai contoh, dalam sebuah studi tentang pengalaman pengguna terhadap produk baru di pasar, seorang peneliti mungkin menggunakan purposive sampling untuk memilih partisipan yang telah menggunakan produk tersebut dalam jangka waktu tertentu dan memiliki sudut pandang yang beragam, termasuk dari segi usia, latar belakang sosial, dan penggunaan produk.

Dari beberapa contoh tadi Purposive sampling kualitatif memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang kaya akan konteks dan makna, mendukung pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diteliti. Dalam konteks ini, keberhasilan penelitian bergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih partisipan yang tidak hanya relevan secara konten, tetapi juga dapat memberikan perspektif yang mendalam sesuai dengan tujuan penelitian kualitatifnya.

Jenis-jenis Purposive Sampling

Ada beberapa jenis teknik dalam purposive sampling yang dapat disesuaikan dengan karakteristik penelitian tertentu, seperti purposive sampling kualitatif yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang sikap, nilai, atau persepsi individu.

Pemilihan sampel yang tepat dalam jenis ini sangat penting untuk memastikan data yang diperoleh relevan dan signifikan terhadap tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Purposive Sampling Kualitatif

Purposive sampling kualitatif adalah penelitian yang dilakukan secara kulitatif dalam melakukan pemilihan sampel dengan tujuan tertentu. Pendekatan ini bertujuan untuk memilih partisipan yang dapat memberikan wawasan mendalam terkait fenomena yang diteliti.

Berbeda dengan sampling acak dalam penelitian kuantitatif yang mungkin lebih fokus pada representasi statistik, purposive sampling menekankan pada relevansi informasi yang dihasilkan dengan tujuan spesifik penelitian.

Perbedaan dengan Sampling Kuantitatif

Fokus Utama: Purposive sampling lebih menitikberatkan pada karakteristik kualitatif subjek dan informasi yang diperlukan, sementara sampling kuantitatif cenderung mengutamakan representasi statistik dari populasi.
Teknik Pemilihan: Penelitian kuantitatif sering menggunakan teknik random atau stratified sampling, sedangkan penelitian kualitatif sering kali menggunakan purposive sampling untuk memilih partisipan yang relevan.

Keunggulan dan Kelemahan dalam Penelitian Kualitatif

Keunggulan Purposive Sampling Kualitatif

•    Ketajaman Insight: Memungkinkan untuk mendapatkan wawasan yang mendalam dan kaya akan konteks.
•    Kontrol Pemilihan: Peneliti memiliki kontrol penuh terhadap siapa yang dipilih sebagai sampel, memastikan relevansi dengan tujuan penelitian.

Kelemahan Purposive Sampling Kualitatif

•    Keterbatasan Generalisasi: Hasil dari purposive sampling tidak dapat secara langsung diterapkan pada populasi umum.
•    Potensial Bias: Pemilihan subjek bisa dipengaruhi oleh preferensi peneliti, mengakibatkan bias tertentu dalam hasil.

Implementasi Purposive Sampling di Berbagai Bidang Ilmu

Implementasi purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang digunakan secara luas dalam berbagai keilmuan untuk memilih partisipan atau unit yang paling relevan dengan tujuan penelitian.

Purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap penting dalam konteks penelitian mereka, sehingga meningkatkan kualitas dan relevansi hasil penelitian.

Berikut adalah beberapa contoh implementasi purposive diberbagai bidang keilmuan antara lain:

  • Psikologi: Dalam studi psikologi, peneliti sering menggunakan purposive sampling untuk memilih partisipan yang memiliki pengalaman atau karakteristik tertentu yang relevan dengan fenomena yang diteliti. Misalnya, dalam penelitian tentang trauma anak, peneliti dapat menggunakan purposive sampling untuk memilih anak-anak yang telah mengalami trauma spesifik untuk memahami dampaknya secara mendalam.
  • Antropologi: Di bidang antropologi, penggunaan purposive sampling membantu peneliti memilih informan kunci yang memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya atau praktik sosial yang sedang diteliti. Contohnya, seorang antropolog bisa memilih informan yang merupakan tokoh masyarakat atau yang memiliki peran sentral dalam sistem kepercayaan lokal.
  • Kesehatan Masyarakat: Dalam kesehatan masyarakat, peneliti menggunakan purposive sampling untuk memilih responden yang representatif dari populasi tertentu yang berisiko tinggi terhadap penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang prevalensi HIV di komunitas tertentu, peneliti dapat menggunakan purposive sampling untuk memilih individu yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap infeksi HIV.
  • Pendidikan: Dalam penelitian pendidikan, purposive sampling digunakan untuk memilih guru atau siswa yang memiliki pengalaman atau pemahaman khusus dalam strategi pengajaran atau dalam memahami tantangan belajar tertentu. Contohnya, peneliti dapat menggunakan metode ini untuk memilih guru yang sukses dalam menerapkan pendekatan pengajaran inovatif dalam kelas mereka.
  • Ekonomi: Dalam konteks ekonomi, penggunaan purposive sampling dapat membantu peneliti memilih perusahaan atau individu yang memiliki pengaruh besar dalam industri tertentu atau yang memiliki strategi manajemen yang inovatif. Misalnya, dalam studi tentang praktik manajemen risiko perusahaan, peneliti dapat menggunakan purposive sampling untuk memilih perusahaan yang dianggap sebagai pemimpin dalam praktik ini.

Meskipun metode ini memungkinkan peneliti untuk membuat inferensi yang lebih dalam dan relevan, perlu diingat bahwa keberhasilannya bergantung pada kemampuan peneliti untuk secara akurat mengidentifikasi dan memilih partisipan atau unit sampel yang paling cocok dengan pertanyaan penelitian dan tujuan analisis mereka.

Dengan demikian, implementasi purposive sampling tidak hanya meningkatkan validitas hasil penelitian tetapi juga memperkaya pemahaman kita dalam berbagai bidang ilmu.

Kesimpulan

Purposive sampling dalam berbagai disiplin ilmu memungkinkan peneliti untuk memilih sampel berdasarkan karakteristik khusus yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik ini vital dalam psikologi untuk memahami trauma anak, antropologi untuk studi budaya, kesehatan masyarakat untuk risiko HIV, pendidikan untuk strategi pengajaran, dan ekonomi untuk manajemen risiko. Purposive sampling tidak hanya meningkatkan validitas penelitian dengan fokus pada sampel yang informatif, tetapi juga memperkaya pemahaman dalam analisis kualitatif dan kuantitatif.

Jelajahi Keunggulan Purposive Sampling di Kampus Swasta Terbaik Indonesia! Tingkatkan kemampuan penelitian Anda dengan metode yang tepat dan relevan.

Baca Juga:

Compare listings

Compare