Cara Menjawab Pertanyaan Interview Tentang Gaji

  • by Kemang house for rent
  • 2 days ago
  • Umum
  • 1
cara menjawab pertanyaan interview tentang gaji

Cara Menjawab Pertanyaan Interview Tentang Gaji – Interview kerja itu ibarat kencan pertama. Sama-sama ingin memberikan kesan terbaik, tapi juga diam-diam mengamati, menilai, dan mencari kecocokan. Dan di antara semua pertanyaan yang bisa muncul, ada satu yang bikin banyak orang deg-degan setengah mati: “Berapa ekspektasi gaji kamu?”

Pertanyaan ini bisa muncul kapan aja selama proses rekrutmen. Kadang di awal banget saat HR baru kenalan sama kamu. Kadang di tengah-tengah ketika kamu lagi semangat menjelaskan pengalaman kerja. Kadang juga di akhir, pas kamu kira udah lolos dan tinggal menunggu offering letter. Tapi percaya deh, seberapapun pengalaman kamu, pertanyaan soal gaji ini tetap bisa bikin mikir dua kali.

Nah, supaya kamu gak salah langkah dan bisa menjawab dengan percaya diri (tanpa bikin HR mikir kamu cuma ngejar uang doang), yuk kita bahas bareng cara menjawab pertanyaan interview tentang gaji yang elegan, sopan, dan tetap memuaskan buat kedua belah pihak.

Kenapa Pertanyaan Gaji Itu Selalu Muncul?

Sebelum kita masuk ke strateginya, penting buat tahu dulu kenapa pertanyaan ini hampir pasti ditanyakan. Buat perusahaan, pertanyaan ini bukan sekadar formalitas. Mereka pengen tahu apakah ekspektasi kamu sesuai dengan anggaran yang mereka punya. Mereka juga ingin mengukur seberapa besar kamu menghargai dirimu sendiri. Dan yang gak kalah penting, ini jadi kesempatan buat mereka menilai cara kamu bernegosiasi.

Jadi intinya, pertanyaan ini bukan jebakan. Tapi memang bagian penting dari proses. Kamu juga gak perlu takut dibilang matre cuma karena bahas uang. Toh, kerja juga salah satu tujuannya biar bisa hidup lebih layak, kan?

Kapan Waktu yang Tepat Buat Bahas Gaji?

Kalau bisa, jangan terlalu buru-buru. Misalnya baru pertama kali ngobrol sama HR, terus kamu langsung nanya “Gajinya berapa ya?” Nah, itu bisa bikin kamu terlihat cuma fokus ke uang, bukan ke kontribusi atau kecocokan peran.

Idealnya, kamu mulai buka obrolan soal gaji setelah kamu tahu cukup banyak tentang job desc, tanggung jawab, dan ekspektasi dari posisi tersebut. Kalau pihak HR yang nanya duluan, baru deh kamu bisa jawab dengan hati-hati.

Lalu, Gimana Cara Jawabnya? Yuk, Kita Bedah Strateginya

Pertama-tama, penting banget buat kamu riset dulu. Serius, jangan datang ke interview tanpa tahu standar gaji untuk posisi yang kamu lamar. Ada banyak banget sumber buat bantu kamu. Misalnya:

  • Glassdoor dan Jobstreet biasanya punya data gaji berdasarkan posisi dan lokasi
  • LinkedIn Salary juga bisa kasih gambaran soal rentang gaji
  • Atau kalau mau yang lebih lokal, bisa cek komunitas pekerja di Twitter atau grup Telegram

Dari situ kamu bisa dapat bayangan, “Oh, posisi ini di Jakarta biasanya digaji antara 7-10 juta untuk level junior.” Nah, informasi ini yang akan jadi dasar kamu menjawab pertanyaan dari HR nanti.

Sekarang, kita masuk ke gaya menjawab yang bisa kamu sesuaikan tergantung situasinya.

1. Kalau Kamu Masih Fresh Graduate

Biasanya perusahaan tahu kamu belum punya pengalaman kerja, jadi mereka juga gak berharap kamu tahu betul berapa nilai pasarnya. Tapi tetap, kamu harus kelihatan siap dan gak asal jawab.

Misalnya:

“Saya terbuka dengan standar gaji untuk posisi entry level di industri ini. Berdasarkan riset saya, rata-rata untuk posisi seperti ini berkisar antara 5 sampai 7 juta, dan saya rasa itu cukup adil untuk saya yang masih belajar dan ingin berkembang.”

Dengan jawaban seperti ini, kamu nunjukkin kalau kamu udah riset, tapi tetap fleksibel dan gak maksa. HR suka banget dengan pendekatan seperti ini karena menunjukkan kamu realistis.

2. Kalau Kamu Udah Punya Pengalaman

Nah, kalau kamu udah kerja sebelumnya, kamu bisa lebih tegas soal ekspektasi. Tapi tetap sopan dan jangan kasih kesan kamu keras kepala.

Contoh jawabannya bisa kayak gini:

“Saat ini saya berada di kisaran gaji 10 juta, dan untuk peran baru yang tanggung jawabnya lebih besar serta membawa tantangan baru, saya berharap bisa berada di kisaran 12 sampai 14 juta. Tapi tentu, saya juga terbuka untuk berdiskusi lebih lanjut sesuai dengan benefit dan tanggung jawab posisi ini.”

Ini adalah jawaban ideal karena kamu kasih data (gaji sekarang), naikkan ekspektasi secara wajar, dan tetap terbuka untuk negosiasi.

3. Kalau Kamu Lagi Pindah Industri atau Ubah Karier

Situasi ini agak tricky, karena kamu mungkin dianggap belum punya pengalaman spesifik di industri baru. Tapi bukan berarti kamu harus mengorbankan ekspektasi gaji sepenuhnya.

Kamu bisa bilang:

“Saya memang baru beralih dari industri hospitality ke bidang digital marketing, tapi saya membawa pengalaman manajemen proyek, koordinasi tim, dan strategi komunikasi yang relevan. Berdasarkan riset saya, posisi ini biasanya berada di kisaran 8 sampai 10 juta, dan saya merasa kisaran tersebut masih sesuai dengan kemampuan dan value yang bisa saya bawa.”

Dengan jawaban ini, kamu kasih alasan kenapa kamu layak digaji sesuai standar industri, meskipun latar belakangmu berbeda.

4. Kalau Kamu Ditanya Langsung: “Gaji Sekarang Kamu Berapa?”

Ini termasuk pertanyaan yang sering menimbulkan dilema. Beberapa orang merasa ini terlalu pribadi. Tapi banyak perusahaan masih menanyakannya, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penawaran.

Kalau kamu nyaman menjawab, silakan jawab jujur, tapi dengan konteks:

“Gaji saya saat ini berada di angka 9 juta, belum termasuk tunjangan dan bonus. Namun, yang saya utamakan dalam pindah kerja bukan hanya kenaikan gaji, tapi juga kesempatan berkembang dan lingkungan kerja yang lebih sesuai.”

Atau kalau kamu gak nyaman jawab langsung:

“Saya lebih nyaman fokus pada ekspektasi untuk posisi ini daripada membandingkan dengan posisi saya sebelumnya. Berdasarkan riset, saya rasa kisaran 11 sampai 13 juta adalah angka yang adil untuk tanggung jawab di posisi ini.”

Keduanya bisa kamu pilih tergantung kenyamananmu. Yang penting adalah tetap sopan, tenang, dan kasih alasan yang logis.

Penting! Hindari Menjawab dengan Kalimat Ini

Kadang saking bingungnya, orang menjawab dengan kalimat seperti:

  • “Terserah perusahaan aja.”
  • “Saya ikut standar aja, gak nentu.”
  • “Berapa aja deh, yang penting kerja.”

Ini bisa bikin kamu terlihat kurang menghargai dirimu sendiri. Mungkin maksudmu rendah hati, tapi di mata HR bisa kelihatan kayak kamu gak punya nilai. Dan sayangnya, perusahaan bisa menafsirkan kamu “murah” atau gak siap dengan peran yang kamu lamar.

Jadi hindari jawaban-jawaban seperti itu, ya.

Gimana Kalau HR Nggak Nego dan Langsung Menawar di Bawah Ekspektasi?

Kadang, kamu udah ngasih ekspektasi, eh ternyata ditawarnya jauh di bawah. Misalnya kamu bilang berharap di angka 10 juta, tapi ditawari 7 juta.

Di titik ini, kamu bisa minta waktu berpikir. Jangan langsung nolak atau langsung terima.

Kamu bisa bilang:

“Terima kasih atas penawarannya. Boleh saya pertimbangkan dulu dalam beberapa hari ke depan? Saya juga ingin memastikan semua benefit dan tanggung jawab yang akan saya emban agar bisa memberikan keputusan yang terbaik.”

Gunakan waktu ini buat bandingkan tawaran dari tempat lain, hitung ulang benefit yang ditawarkan (asuransi, BPJS, bonus, fleksibilitas kerja, dsb), dan pastikan kamu gak menyesal setelah tanda tangan kontrak.

Buat Kamu yang Punya Lebih dari Satu Tawaran

Kalau kamu punya lebih dari satu pilihan, ini saatnya kamu bisa sedikit lebih tegas soal ekspektasi gaji.

Kamu bisa bilang:

“Saat ini saya sedang dalam tahap akhir proses rekrutmen di beberapa perusahaan, dan tawaran gaji yang saya terima berada di angka 13 juta. Namun, saya masih terbuka dengan tawaran dari perusahaan ini karena saya melihat peluang besar untuk berkembang di sini.”

Dengan jawaban kayak gitu, kamu memberi sinyal bahwa kamu kompetitif, tapi tetap menghargai kesempatan dari perusahaan.

Perlu Nggak Cantumkan Ekspektasi Gaji di CV atau Surat Lamaran?

Sebisa mungkin, hindari mencantumkan angka gaji di awal dokumen lamaran, kecuali diminta secara spesifik di lowongan.

Kenapa? Karena itu bisa mengurangi ruang negosiasi kamu. Bisa jadi kamu keburu “terkunci” di angka yang terlalu rendah atau terlalu tinggi sebelum kamu benar-benar paham tentang posisi dan budaya kerja di perusahaan tersebut.

Fakta Menarik: Menurut Data dari Payscale

Sebuah survei dari Payscale menunjukkan bahwa 75% karyawan yang menegosiasikan gaji awal mereka mendapatkan hasil positif—baik berupa kenaikan gaji, tambahan benefit, atau peningkatan fleksibilitas kerja.

Artinya, berani membahas gaji itu bukan hal yang tabu. Justru kalau kamu bisa melakukannya dengan cara yang tepat, kamu punya peluang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Baca Juga: Apakah Pramugari Ada Gaji Pensiun?

Intinya: Gaji Itu Layak Dibahas, Tapi Perlu Strategi

Cara menjawab pertanyaan interview tentang gaji sebenarnya gak serumit itu, asal kamu tahu kapan waktunya, sudah melakukan riset yang cukup, dan bisa mengkomunikasikan ekspektasimu dengan sopan serta percaya diri.

Jangan takut dianggap matre. Justru dengan membahas gaji secara profesional, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai dirimu sendiri dan tahu value yang kamu bawa.

Ingat, interview itu dua arah. Bukan cuma perusahaan yang menilai kamu, tapi kamu juga berhak menilai apakah perusahaan itu layak untuk kamu.

Jadi, tetap tenang, persiapkan jawabanmu, dan percaya bahwa kamu pantas mendapatkan yang terbaik. Semoga interview kamu lancar dan kamu bisa segera dapat kerja impian!

Baca Juga:

Compare listings

Compare
Search
Price Range From To
Other Features